Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Verifikasi Akun Terpilih

RESUME AUDITING II ( KELOMPOK 3 )

KELAS B

NAMA                       : FITRI AFRIYANI (17)

BAB 19 
JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN

Properti, pabrik, dan peralatan adalah aset yang memiliki usia lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan dari penggunaan aset itu sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan usia diharapkan nya yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan aset tersebut dengan dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi. Akuisisi properti, pabrik, dan peralatandilakukan melalui siklus akuisisi dan pembayaran.Salah satu contohnya (peralatan) akan digunakan untuk mengilustrasikan pendekatan ketika mengaudit ketiga jenis akun. Perbedaan yang signifikan dalam verifikasi atas jenis akun lainnya akan dibahas ketika hal itu muncul.
Pendebetan ke peralatan berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran,karena sumber debet akun aset adalah jurnal akuisisi, sistem akuntansi biasanya telah diuji untuk mencatat penambahan peralatan pada periode berjalan sebagai bagian dari pengujian atas siklus akuisisi dan pembayaran(yang akan dipelajari pada bab terakhir).  Akan tetapi, karena penambahan peralatan jarang dilakukan, sering kali berjumlah lebih besar, auditor dapat memutuskanuntuk tidak terlalu bergantung pada pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aset tetap. 
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun properti, pabrik, dan peralatan lain umumnya berupa file aset aset tetap (Fixed asset master file). File induk ini meliputi catatan yang terinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya yang dimiliki. Setiap catatan yang ada dalam file mencantumkan deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya awal, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi penyusutan properti. Total semua catatan dalam file induk sama dengan saldo buku besar umum untuk akun-akun terkait: peralatan, penyusutan beban, dan akumulasi penyusutan. File induk juga berisi informasi mengenai properti yang diperoleh dan dikeluarkan selama tahun yang bersangkutan. Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan dengan akun aset lancar karena tiga alasanyaitu biasanya akuisisi peralatan jarang dilakukan  pada periode berjalan terutama peralatan berat yang digunakandalam proses manufaktur, jumlah setiap akuisisi sering kali material, peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun.
Karena perbedaan tersebut, audit atas peralatan yang lebih penting pada verifikasi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa dari tahun sebelumnya. Walaupun pendekatan untuk memverifikasi peralatan berbeda dengan yang digunakan untuk aset lancar, beberapa akun aset lainnya diverifikasi yang sama. Hal tersebut termasuk paten, hak cipta, biaya katalog, serta semua akun  properti, pabrik, dan peralatan. Dalam audit atas peralatan dan akun-akun terkait, auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut: 
melaksanakan prosedur analitis, memverifikasi akuisisi tahun berjalan, memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan, memverifikasi saldo akhir akun aset, memverifikasi beban penyusutannya,memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan.Banyak sekali hal yang harus dilakukan oleh seorang auditor, karena audit sangat berperan penting salam suatu perusahaan.  
Jasa auditing digunakan secara meluas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas informasi bagi pihak pemakai laporan keuangan. Alasan mengapa diperlukannya audit oleh auditor independen (akuntan publik), yaitu untuk meyakinkan para pengguna laporan keuangan tersebut bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen adalah bebas dari salah saji material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan untuk meminimalisir risiko informasi, sehingga laporan yang dibuat manajemen dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan oleh pihak internal dan eksternal dengan tepat (Islahuzzaman:2007).Pengambilan keputusan ini lah yang nantinya akan sangat berpengaruh untuk masa depan perusahaan, karena jika salah mengambil keputusa bisa saja perusahaan akan mendapat kerugian yang sangat besar dikemudian hari atau bahkan perusahaan akan bangkrut.  

NAMA                       : TIARA SYAFIRA (11)
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN : VERIFIKASI AKUN TERPILIH
Halaman 221 – 223

Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan
Karena pentingnya akuisisi periode berjalan dalam audit peralatan, auditor menggunakan 7 dari 8 tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi pengujian atas rincian saldo : Eksistensi, Kelengkapan, Keakuratan, Klasifikasi, Cutoff, Detail Tie-in, Serta hak dan kewajiban. Biasanya Eksistensi, Kelengkapan, Keakuratan, Klasifikasi dan Hak merupakan tujuan utama bagi bagian audit ini.
Dalam menguji akuisisi, auditor harus memahami standar akuntansi untuk memastikan bahwa klien mengikuti persyaratan. Auditor juga harus memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketetapan klasifikasinya. Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur harus diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai bagian dari bangunan.
Salah saji bisa saja berasal dari kurangnya pemahaman terhadap standar akuntansi atau keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika auditor menyimpulkan jenis salah saji yang material ini mungkin terjadi, mereka harus memvouching jumlah yang lebih besar yang di debit ke akun beban. Auditor harus memeriksa Apakah klien memiliki hak untuk mencatat peralatan sebagai aset. Auditor sering memeriksa kontrak pembelian atau lease untuk menentukan apakah kapitalisasi peralatan sudah tepat.
Memverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan
Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan sering disalahsajikan bila pengendalian internal perusahaan tidak menggunakan metode formal untuk memberitahu manajemen tentang penjualan, tukar tambah, pengabaian, atau pencurian mesin dan peralatan yang tercatat. Metode formal untuk menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi yang tepat atas penjualan atau pelepasan peralatan lainnya akan membantu mengurangi risiko salah saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang tercatat untuk memastikan bahwa aset telah dihapus dengan benar dari catatan akuntansi. 
“Completeness refersto providing  complete,  decision-making  in-formation to avoid misleading the user. Information upholds neu-trality when  it  is free  from  being biased  towards  the interest  of  a particularparty.  A financial  statement  should also  be  free from error  which  can mislead  users  and obstruct the  quality  of faithful representation.” (Islahuzzaman dkk ; 2018) 

Tujuan utama auditor dalam memverifikasi penjualan, tukar tambah, atau pengabaian peralatan adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua pelepasan telah dicatat dan pada jumlah yang benar.
Prosedur untuk Memverifikasi Pelepasan :
o   Mereview apakah aset yang baru diakuisisi menggantikan aset yang ada.
o   Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset serta pendapatan rupa-rupa yang diterima dari pelepasan asset.
o   Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk perubahan peralatan terkait komputer utama yang mahal, pajak property, atau cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan.
o   Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan pelepasan asset.
Ketika aset dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukarkan dengan aset pengganti keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file induk property.


NAMA                       : KARNIKA WIDYAWATI (26)

Memverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan

Biasanya transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan ini banyak menimbulkan salahsaji jika pengendalian internalnya kurang memadai. Untuk itu perusahaan perlu menggunakan metode formal yang berguna untuk membantu memperkecil risiko salah saji, dalam metode ini akan melusuri otorisasi yang tepat atas penjualan atau pelepasan peralatan. Metode ini juga untuk memberitahukan kepada manajemen tentang penjualan, tukar tambah, pengabaian, atau pencurian mesin dan peralatan yang tercatat. Jadi kalau kliennya lalai mencatat dalam pelepasan, maka biaya awal akun peralatan akan terjadi lebih saji dan nilai buku bersihnya akan menjadi lebih saji juga sampai pada asset disusutkan sehingga ini membuat salahsaji material. Lalu melakukan verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang telah dicatat untuk memastikan kalau asset telah dihapuskan dengan benar dari catatan akuntansi perusahaannya. Klien juga harus menghitung secara periodic persediaan asset tetap untuk mengidentifikasi asset yang telah hilang atau dicuri. 
Auditor juga memiliki tujuan utama untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua pelepasan telah dicatat dengan benar dan jumlahnya pun sesuai ini untuk memverifikasi penjualan, tukar tambah, atau pengabaian asset. Dalam memverifikasi pelepasan dengan dimulai dari skedul klien yang berisi tentang catatan pelepasan, didalam skedul klien biasanya berisi tanggal asset dilepaskan, siapa nama orangnya atau siapa yang mengakuisisi asset, harga jualnya berapa, biaya awal, tanggal akuisisi, hingga akumulasi penyusutannya. Untuk itu maka auditor penting untuk melakukan pengujian detail tie-in yang mencatat pelepasan asset, memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, dan menelusuri biaya dan akumulasi penyusutan pelepasan ke file induk. Untuk itu harus dilakukannya prosedur verifikasi pelepasan :
-       Mereview apakah asset yang baru diakuisisi sudah menggantikan asset yang ada
-     Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset serta pendapatan yang diterima dari pelepasan asset 
-       Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk
-  Melakukan wawancara dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan pelepasan asset
Auditor juga harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan yang ada dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat dalam jurnal umum serta menghitung kembali keuntungan atau kerugian atas pelepasan asset sebagai perbandingan dengan catatan akuntansi.

Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset 

Dalam memverifikasi saldo akhir akun asset auditor juga mempunyai tujuan dalam mengaudit yaitu bahwa semua peralatan yang telah dicatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi), semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan). Dalam merancang pengujian ini auditor harus mempertimbangkan pengendalian internalnya terhadap peralatan untuk menilai risiko pengendalian ini berguna bagi auditor dalam memutuskan apakah perlu memverifikasi eksistensi setiap item peralatan yang tercantum dalam file induk atau tidak. Jika ada yang hilang dalam jumlah yang material maka auditor dapat memilih sampel dari file induk untuk memeriksa asset aktualnya. 
Auditor juga harus melaksanakan prosedur audit yang terkait dengan empat tujuan penyajian dan pengungkapan asset tetap. Auditor juga bisa menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan terbebani. Penyajian dan pengungkapan yang tepa tatas peralatan dalam laporan keuangan harus dievaluasi secara hati hati untuk memastikan bahwa sudah sesuai dengan standar akuntansi yang telah ditetapkan. Auditor juga harus melaksanakan pengujian yang mencukupi untuk memverifikasi bahwa empat tujuan penyajian dan pengungkapannya telah dipenuhi.

“ Kekeliruan dan ketidakberesan yang material baik disengaja maupun tidak disengaja dalam penyajian laporan keuangan perusahaan akan berdampak negative terhadap keputusan yang diambil oleh para pengambl keputusan. Oleh karena, itu agar laporan keuangan terbebas dari salah saji yang material perlu diaudit oleh orang yang kompeten yaitu auditor, sehingga keputusan yang diambil oleh para pengguna laporan keuangan menjadi tepat dan tidak menyesatkan.” Islahuzzaman (2007)


NAMA                       : EFRINA  NOVITASARI (16)

Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Verifikasi Akun Terpilih

Dalam menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan empat aspek :

1.    Umur manfaat akuisisi periode berjalan.
2.    Metode penyusutan.
3.    Estimasi nilai sisa.
4.    Kebijakan penyusutan asset dalam tahun akuisisi disposisi.
Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file pemanen auditor. Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke asset yang baru saja diakuisisi, auditor harus mempertimbangkan umur fisik asset, umur yang diharapkan ( dengan memperhatikan keusangan atau kebijakan normal perusahaan untuk meningkatkan mutu peralatan ), dan kebijakan yang ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Menurut Islahuzzaman, et al (2018) “An indeoendet auditor is a public accountant who provides auditing services in checking for errors in financial statement. An ex-ternal auditor is a professional auditor who provides services for the public, especially in auditing financial statement their clients made”.

Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan

Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji sebagai bagian dari audit atas pelepasan aset, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban penyusutan. 
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan adalah :
1.    Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar umum.  Tujuan ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan dalam file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum.
2.    Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat.
Dalam beberapa kasus,  umur peralatan mungkin saja berkurang secara signifikan karena menurunnya permintaan pelanggan atas produk,  kerusakan fisik yang tidak diduga,  modifikasi operasi,  atau perubahan lainnya.
AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aset tidak berwujud adalah aset yang umurnya bervariasi dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Hal tersebut termasuk 
1.    Sewa dibayar di muka                                    6. Merek dagang
2.    Biaya organisasi                                              7. Beban yang ditangguhkan
3.    Pajak dibayar di muka                                    8. Hak Cipta
4.    Paten                                                               9. Goodwill
5.    Asuransi dibayar di muka Merek dagang
Dałam beberapa kasus,  akun akun tersebut sangat material. Akan tetapi, dalam audit khusus, perusahaan tidak memilikı banyak akun semacam itu atau jumlahnya tidak material.
Dalam bagian ini,  kita akan membahas beberapa pengendalian internal khusus dan pengujian audit terkait yang biasanya berkaitan dengan beban dibayar di muka. Dalam pembahasan berikut,  contoh audit atas asuransi dibayar di muka akan digunakan sebagai representatif akun kelompok ini karena :
1.    Asuransi dibayar di muka ditemukan pada sebagian besar audit-  hamper semua perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi
2.    Masalah yang umumnya dihadapi dalam audit asuransi dibayar di muka merupakan hal yang umum bagi kelas akun ini.
3.    Tanggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan pertimbangan tambahan yang tidak ditemukan pada akun lainnya dalam kategori ini.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiap kategori pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, dan pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi.

NAMA                       : ELISABETH RAHMA DHEA (32)

Pengujian Audit
Skedul yang diperoleh dari klien saat auditor mengaudit asuransi dibayar dimuka
·     Informasi polis (nomor, jumlah,  dan premi tahunan) 
·     Saldo awal asuransi dibayar dimuka
·     Pembayaran premi polis
·     Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi
·     Saldo akhir asuransi dibayar dimuka
Jumlah beban asuransi merupakan nilai residu, yang diperlukan adalah dengan pengujian analitis dan pengujian untuk memastikan pembebanan  ke beban asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar dimuka. 
Auditor dapat menghemat waktu dalam memverifikasi saldo atau transaksi karena saldo awal dan akhir asuransi dibayar dimuka kadang tidak material. Prosedur analitis menjadi penting ketika auditor tidak memverifikasi saldo dengan rinci. Bila risiko pengendalian tinggi dan ada salah saji signifikan perlu melakukan prosedur substantif tambahan. 
Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka memang ada dan polis yang Ada telah dicantumkan (Eksistensi dan Kelengkapan) : Pengujian atas eksistensi dan pengabaian polis asuransi dapat dilakukan dengan salah satu dari 2 Cara yaitu 
·     Pemeriksaan pada sampel faktur asuransi dan polis untuk dibandingkan dengan skedul 
·     Mendapat konfirmasi asuransi dari agen asuransi perusahaan, karena tidak terlalu menghabiskan banyak waktu dari pada melakukan pengujian vouching dan menyediakan verifikasi pihak ketiga.
Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka (hak) : Dilakukan review polis asuransi untuk penuntut selain klien adalah pengujian yang baik atas kewajiban yang belum tercatat dan aset yang digadaikan. 
Jumlah dibayar dimuka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie-in) :Pengujian keakuratan dengan memverifikasi jumlah premi asuransi, lama period,  dan aplikasi premi asuransi yang belum jatuh tempo. Setelah diverifikasi skedul dapat difooting dan totalnya ditelusuri ke buku besar umum untuk penyelesaian pengujian detail tie-in
Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar dimuka telah dikalsifikasikan dengan benar (klasifikasi) : Pengujian atas laporan laba rugi dapat dilakukan dengan mereview  klasifikasi yang benar atas akun beban asuransi. 
Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas) : Auditor mengecek pisah batas akuisisi asuransi sebagai bagian dari pengujian pisah batas utang usaha karena bukan masalah yang signifikan (jumlahnya tidak material) 
AUDIT KEWAJIBAN AKRUAL
Biasanya merupakan kewajiban di masa depan atas jasa yang belum dibayar akibat berlalunya waktu tapi belum dibayar pada tanggal neraca. Akrual juga melibatkan estimasi dimana jumlah kewajiban yang jatuh tempo tidak pasti (kewajiban pajak penghasikan federal. 
Auditing activities contribute to the quality of the financial statement. To ensure the quality and the usefulness in making decisions in the economy, a company should enforce relevance, faithful representation, comparability, verifiability, timeliness, and understandability.Izlahuzzaman (2018)

NAMA                       : NADA ZAHRA  (15)

“Auditing activities contribute to the quality of the financial statement. To ensure the quality and the usefulness in making decisions in the economy, a company should enforce relevance, faithful representation, comparability,verifiability, timeliness, and understandability”. Islahuzzaman, et al. (2018)

AUDIT AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN
Dua konsep berikut audit akun pendapatan dan beban sangat penting ketika mempertimbangkan tujuan dari laporan laba rugi:
1.    Pencocokan pendapatan dan beban berkala diperlukan untuk penentuan hasil operasi yang benar.
2.    Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten untuk periode yang berbeda diperlukan untuk perbandingan.
Kedua konsep ini harus diterapkan pada pencatatan transaksi individu dan penggabungan akun dalam buku besar untuk penyajian pernyataan.
Pendekatan untuk Pengauditan Akun Pendapatan dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban terkait langsung dengan neraca dan bukan merupakan bagian terpisah dari proses audit. Salah saji dari akun laporan laba rugi hampir selalu sama mempengaruhi akun neraca, dan sebaliknya. Bagian-bagian dari audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun ini adalah:
·      Prosedur analisis substantif
·      Uji kontrol dan uji transaksi substantif
·      Tes detail saldo akun
Prosedur Analisis Substantif
Prosedur Analitik Substansial untuk Akun Pendapatan dan Beban
Prosedur Analisis Substantif

Kemungkinan salah saji
Bandingkan beban individu dengan tahun-tahun sebelumnya
Lebih saji atau kurang saji saldo dalam akun beban
Bandingkan saldo aset dan kewajiban individu dengan tahun-tahun sebelumnya
Lebih saji atau kurang saji dari akun neraca yang juga akan mempengaruhi laporan laba rugi (misalnya, salah saji persediaan mempengaruhi harga pokok penjualan)
Bandingkan beban individu dengan anggaran
Salah saji dalam beban dan akun neraca terkait
Bandingkan persentase margin kotor dengan tahun-tahun sebelumnya
Salah saji harga pokok penjualan dan persediaan
Bandingkan rasio perputaran persediaan dengan tahun-tahun sebelumnya
Salah saji harga pokok penjualan dan persediaan
Bandingkan beban asuransi dibayar dimuka dengan tahun-tahun sebelumnya
Salah saji atas beban asuransi dan asuransi dibayar di muka
Bandingkan beban komisi dibagi dengan penjualan dengan tahun-tahun sebelumnya
Salah saji dari beban komisi dan komisi yang masih harus dibayar
Bandingkan beban produksi individu dibagi dengan total biaya produksi dengan tahun-tahun sebelumnya
Salah saji dari beban produksi individu dan akun neraca terkait

Tes Kontrol dan Tes Transaksi substansial
Kedua uji kontrol dan uji substantif transaksi memiliki efek simultan memverifikasi neraca dan laporan laba rugi. Cara yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi dalam setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan melakukan pengujian terkait pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Namun, akun pendapatan dan beban tertentu tidak diverifikasi sama sekali dengan tes kontrol dan tes transaksi substantif, dan yang lain harus diuji lebih lanjut dengan pengujian substantif lainnya.
Tes Detail Saldo Akun - Analisis Beban
Analisis akun biaya melibatkan pemeriksaan auditor terhadap dokumentasi yang mendasari transaksi individu dan jumlah yang merinci total akun beban. Dokumen-dokumennya jenis yang sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari tes transaksi akuisisi, termasuk faktur, menerima laporan, pesanan pembelian, dan kontrak. Dalam analisis akun beban dan laporan laba rugi lainnya, auditor memverifikasi transaksi dalam akun tertentu untuk menentukan apakah transaksi tersebut sesuai untuk klien, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.
Dengan asumsi hasil yang memuaskan ditemukan dalam pengujian kontrol dan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya membatasi analisis beban pada akun-akun tersebut dengan kemungkinan salah saji material yang relatif tinggi. Sebagai contoh, auditor sering menganalisis:
·      Akun biaya perbaikan dan pemeliharaan untuk menentukan apakah salah memasukkan transaksi properti, pabrik, dan peralatan
·      Biaya sewa dan lease untuk menentukan kebutuhan untuk mengkapitalisasi lease
·      Beban hukum (legal expense) untuk menentukan apakah ada kewajiban kontinjensi potensial, perselisihan, tindakan ilegal, atau masalah hukum lainnya yang dapat memengaruhi laporan keuangan
Tes Detail Saldo Akun – Alokasi
Beberapa akun pengeluaran dihasilkan dari alokasi data akuntansi daripada transaksi diskrit. Beban-beban tersebut termasuk depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya katalog. Alokasi overhead pabrik antara persediaan dan biaya barang yang dijual adalah contoh dari jenis alokasi yang berbeda yang mempengaruhi biaya. Alokasi penting karena menentukan apakah suatu beban merupakan aset atau beban periode berjalan. Dalam mengaudit alokasi beban seperti asuransi dibayar dimuka dan overhead manufaktur, dua pertimbangan terpenting adalah kepatuhan terhadap standar akuntansi dan konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit yang paling penting untuk alokasi audit adalah tes untuk kewajaran keseluruhan menggunakan prosedur analitik substantif dan perhitungan ulang hasil klien.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. A., Randal, J. E., & Mark, S. B. (2008). Auditing and Assurance Service an Integrated Approach 12th Edition.Upper Sadel River, New Jearsey: Pearson Education International.
Islahuzzaman. (2007). Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. 4. Diakses pada tanggal 26 Maret 2019 
Pengaruh Persepsi Senior Auditor Atas Tingkat Kompetensi Pihak Pemberi Informasi Terhadap Pelaksanaan Prosedur Analitis. https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/1549 Jurnal Riset Manajemen 7 (01), 93-112 th. 2007.
Islahuzzaman, et al. 2018. The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial 
Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening Variables.International Journal of Engineering & Technology. 7 (4.34). Universitas Widyatama. Bandung.


Slahuzzaman dkk. 2018. The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening Variables. International Journal of Engineering & Technology. 7 (4.34). Universitas Widyatama. Bandung.
Izlahuzzaman. 2018. The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial Statement Quality: External Audit and Corporate Governace as Itervening Variables. Bandung : International Journal of Engineering & Technology 7 (4.34) (208-213)
Islahuzzaman, et al. 2018.The Impact of Audit Committee and Internal Audit towards Financial Statement Quality: External Audit and Corporate Governance as Intervening Variables. International Journal of Engineering & Technology. 7 (4.34). Universitas Widyatama. Bandung.

islahstl@yahoo.co.id









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metodologi untuk merancang pengujian atas rancian saldo utang usaba

Audit of the Sales and Collection Cycle